Terimakasih kepada tutor yang mendampingi kami dari awal coaching di hari selasa sampai berakhri di hari jumat. Semoga ilmu dan iformasi yang diberikan bisa kami gunakan dengan baik. Semoga kegiatan pembaTIK level 4 ini berjalan sukses.
Sabtu, 30 Oktober 2021
Coaching PembaTIK Level 4 Tahun 2021
Terimakasih kepada tutor yang mendampingi kami dari awal coaching di hari selasa sampai berakhri di hari jumat. Semoga ilmu dan iformasi yang diberikan bisa kami gunakan dengan baik. Semoga kegiatan pembaTIK level 4 ini berjalan sukses.
Perjalanan PembaTIK 2021
Hallo sahabat semua, berjumpa lagi disini ya dengan saya si penulis blog ngasal ini. Kali ini saya akan berbagi cerita pembaTIK lagi nih. Masih ingat tidak sahabat sama pembaTIK? PembaTIK bukan kegiatan membuat batik ya. PembaTIK adalah singkatan pembelajaran berbasis TIK yang merupakan program peningkatan kompetensi TIK guru dari Kemendikbud melalui Pusdatin.
Di pembatik level 2 yang diselenggarakan dari tanggal 25 mei - 8 juni 2021. Tugas akhir di level implementasi selain harus menjawab tes, kami juga diwajibkan untuk membuat sebuah video pembelajaran dengan durasi waktu paling lama adalah 7 menit. Dan level 2 ini pun terlewati. Video pembelajarannya bisa dilihat disini
Dengan pengalaman membuat MPI di tahun sebelumnya akhirnya tugas level 3 saya selesaikan dalam waktu yang tidak terlalu lama. Awalnya sempat pesimis untuk bisa masuk ke level selanjutnya karena MPI yang saya buat tidak bisa diunggah di Rumah Belajar tapi nasib berkata lain. Akhirnya sampailah saya di pembaTIK level 4 ini bertemu dengan 29 teman-teman baru. Teman-teman Sahabat Rumah Belajar yang siap untuk diajak berbagi dan berkolaborasi bersama.
Terimakasih untuk semua kesempatannya yang diberikan. Hasil tidak akan menghianati usaha. Mengikuti kegiatan pembaTIK awalnya hanya untuk mendapatkan sertifikat untuk pengembangan diri yang berujung pada kenaikan pangkat ternyata menjadi suatu yang dirindukan setiap tahunnya. Meskipun tidak pernah bisa sampai puncak tapi mendapat pengalaman baru menjadi sesuatu yang sangat penting. Belajar memanfaatkan TIK dalam pembelajaran, pengalaman bertemu guru-guru hebat yang sefrekuensi menjadi semangat untuk terus memperbaiki cara mengajar di kelas. Mencari hal-hal baru, inovasi baru untuk bisa meningkatkan cara mengajar sehingga siswa menjadi lebih menyenangi mata pelajaran yang saya ampu.
Akhir kata, saya mengajak teman-teman yang membaca tulisan saya untuk terus meningkatkan kemampuan diri dengan mengikuti pelatihan-pelatihan yang nantinya akan berdampak untuk siswa kita sendiri. Mari keluar dari zona nyaman yang membuat kita menjadi seseorang yang tak mau belajar. Karena sejatinya belajar adalah sepanjang hayat.
Prinsip dan Strategi Pembelajaran Tahun Ajaran 2021/2022 untuk Guru
Konsep Pengelolaan Pembelajaran Tahun Ajaran 2021/2022
Pandemi COVID-19 telah mengubah pola interaksi dan kebiasaan masyarakat. Dengan adanya risiko penularan maka praktik penyelenggaraan pembelajaran membutuhkan penyesuaian untuk memastikan keselamatan warga sekolah. Karena kondisi demikian, lahirlah konsep pembelajaran Tahun Ajaran 2021/2022, yaitu pembelajaran yang dilakukan guru dan tenaga kependidikan yang mengacu pada:
- Kebutuhan peserta didik
- Protokol kesehatan
- Kurikulum kondisi khusus
- Prinsip pembelajaran
- Tetap adaptif terhadap dinamika kondisi pandemi COVID-19.
Prinsip-prinsip Pembelajaran Tahun 2021/2022
Prinsip pembelajaran diperlukan sebagai pedoman dalam merencanakan, melakukan dan mengembangkan pembelajaran Tahun Ajaran 2021/2022 pada masa pandemi COVID-19. Kepala satuan pendidikan dan guru diharapkan dapat menilai kesesuaian praktik pembelajaran yang terjadi dengan prinsip pembelajaran untuk memastikan semua peserta didik merasakan manfaat pembelajaran di Tahun Ajaran 2021/2022. Dengan demikian, guru dan kepala satuan pendidikan memiliki acuan dalam melakukan perbaikan praktik pembelajaran sesuai prinsip pembelajaran yang telah ditetapkan. Selain itu, prinsip pembelajaran membantu guru memilih strategi pembelajaran yang tepat yang sesuai dengan prinsip pembelajaran.
Berikut ini adalah prinsip-prinsip yang perlu menjadi landasan pembelajaran Tahun Ajaran 2021/2022.
1. Siklus Pembelajaran
Siklus Pembelajaran menggambarkan hubungan tiga komponen penting yaitu kurikulum, asesmen dan pembelajaran. Keselarasan antara tiga komponen tersebut akan menggerakkan pembelajaran untuk memastikan pencapaian kompetensi oleh peserta didik. Setiap kepala satuan pendidikan dan guru mempunyai peran penting menjamin keselarasan ketiga komponen tersebut.
Kurikulum sebagai seperangkat tujuan pembelajaran menjadi acuan dalam menetapkan proses asesmen dan proses belajar. Proses asesmen dan proses belajar berinteraksi timbal balik. Tujuan dan jenis asesmen menjadi dasar dalam merancang pembelajaran. Hasil belajar akan dinilai dalam proses asesmen. Hasil asesmen digunakan untuk menyesuaikan pembelajaran. Pada ujung akhirnya, pembelajaran dan asesmen akan menjadi umpan balik untuk pengembangan kurikulum.
3. Prinsip Asesmen. Hal-hal yang perlu dipahami guru dan pendidik mengenai asesmen antara lain adalah:
4. Pola Pikir Bertumbuh pada Asesmen pun perlu terus dipertimbangkan sebagai landasan guru
dan peserta didik dalam melakukan asesmen
Pilihan Strategi Pembelajaran Tahun Ajaran 2021/2022
Sesuai dengan SKB 4 Menteri, orang tua/wali diberi kebebasan untuk memilih apakah menyetujui peserta didik untuk melakukan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) Terbatas atau tetap melanjutkan pembelajaran secara jarak jauh. Jika semua orang tua mengizinkan peserta didiknya mengikuti PTM Terbatas, kepala satuan pendidikan menentukan strategi pembelajaran campuran. Sebaliknya, jika ada orang tua/wali yang tidak mengizinkan peserta didik mengikuti PTM Terbatas, kepala satuan pendidikan menyediakan pilihan pembelajaran jarak jauh saja bagi peserta didik tersebut.
Pada dasarnya, pembelajaran di masa pandemi COVID-19 melibatkan 2 strategi pembelajaran, yaitu:
- Pembelajaran campuran. Pembelajaran ini menggabungkan PTM Terbatas dan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ)
- Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ)
Bapak dan Ibu Guru mungkin bertanya-tanya bukan, mengapa pembelajaran campuran menjadi strategi yang ditawarkan dalam pembelajaran di masa pandemi COVID-19?
Pada masa pandemi COVID-19. Pemilihan strategi pembelajaran campuran direkomendasikan karena merupakan strategi yang dapat dilakukan untuk tetap menghadirkan pembelajaran yang berkualitas di tengah pandemi. Pembelajaran campuran menjadi solusi untuk mengatasi keterbatasan waktu, jumlah guru, sarana dan prasarana, serta kondisi darurat terkait pandemi.
Lalu apa saja metode pembelajaran yang dapat dilakukan dalam PTM Terbatas dan PJJ? Apa yang membedakan keduanya?
Dalam pelaksanaannya, ada beberapa rekomendasi metode yang perlu dipertimbangkan untuk dilakukan baik dalam PTM terbatas maupun PJJ. Mari kita pelajari apa saja metode-metode tersebut.
Rekomendasi Metode PTM Terbatas
Pada Pembelajaran Tatap Muka Terbatas yang dilakukan secara tatap muka langsung di kelas, Guru diharapkan menggunakan kesempatan lebih banyak untuk berinteraksi secara langsung dengan peserta didik dan memberi kesempatan pada peserta didik untuk dapat berinteraksi langsung dengan teman sebaya. Dengan tetap menerapkan protokol kesehatan, Anda dapat menekankan terbangunnya komunikasi, rasa saling percaya, menyampaikan umpan balik bahkan memberikan motivasi kepada murid yang selama ini sering kali absen dalam PJJ pada masa pandemi COVID-19. Lalu bagaimana dengan strategi PJJ? Apa saja metode-metode yang dapat dilakukan untuk PJJ?
Rekomendasi metode-metode PJJ
Namun dalam PJJ, pertama-tama Bapak dan Ibu Guru perlu menentukan pilihan bagaimana PJJ akan dilakukan terkait dengan penggunaan teknologi untuk mendukung pembelajaran murid secara jarak jauh. Anda dapat mempelajari rekomendasi berikut ini
Rekomendasi Strategi PJJ dengan Berbagai Pilihan Penggunaan Teknologi
Selain mengetahui metode apa yang dapat dilakukan untuk PTM terbatas, metode apa yang dapat dilakukan untuk PJJ, serta apa pilihan moda teknologi yang akan digunakan dalam PJJ, Bapak/Ibu kemudian dapat mempertimbangkan kegiatan-kegiatan apa saja yang ingin dirancang untuk membantu peserta didik belajar dengan lebih efektif dan bermakna. Perlu diingat bahwa teknologi yang terbaik yang digunakan dalam PJJ bukanlah teknologi terkini yang canggih, melainkan teknologi yang tepat guna, yang sesuai dengan kondisi dan kebutuhan sesuai konteks satuan pendidikan dan daerah masih-masing.
Dalam menjalankan strategi pembelajaran, baik strategi pembelajaran campuran maupun strategi PJJ, akan sangat membantu jika Bapak dan Ibu guru dapat memahami dan menerapkan pula pola belajar sinkron dan asinkron. Apa yang dimaksud dengan pola pembelajaran sinkron dan asinkron, dan apa perbedaanya? Mari kita sama-sama pelajari.
Bapak/Ibu, apakah saat ini Anda sudah mulai dapat membayangkan kegiatan apa saja yang dapat Anda lakukan bersama peserta didik dalam PTM Terbatas dengan tatap muka langsung? Apakah Anda dapat membayangkan kegiatan apa saja yang dapat Anda lakukan dalam PJJ? Bagaimana Anda memberdayakan teknologi tepat guna dalam PJJ?
Dengan memahami pola pembelajaran sinkron dan asinkron, Anda diharapkan mampu memilih dan merencanakan berbagai kegiatan yang sesuai baik dalam PTM dan PJJ sehingga mendapatkan hasil yang efektif.
Kamis, 14 Oktober 2021
Catatan Kecil Lokakarya Perdana
Hari ini, Senin/ 11 Oktober 2021 bertempat di SMPN 4 Bebandem, Kecamatan Bebandem, Kabupaten Karangasem, Bali lokakarya perdana Program Guru Penggerak akhirnya bisa diselenggarakan. Lokakarya ini dibuka oleh Kepala Dinas Pendidikan Kepemudaan dan Olahraga Kabupaten Karangasem, dihadiri pula oleh P4TK Penjas & BK, Kordinator Pengawas, Ketua MKKS, Kepala Sekolah SMPN 4 Bebandem sebagai tuan rumah tempat terselenggaranya kegiatan, Pengajar Praktik, Calon Guru Penggerak dan para Kepala Sekolah dari CGP.
Kegiatan berjalan lancar meskipun kegiatan ini terhitung mendadak dengan persiapan yang minim. Kegiatan diawali dengan pembukaan lokakarya yang berisi sambutan dan paparan tentang program guru penggerak dari Kadiskpora I Wayan Sutrisna dilanjutkan dengan pemberian materi secara pleno yang terdiri dari penyampaian agenda dan tujuan lokakarya dan kesepakatan kelas. Untuk games perkenalan tidak dapat dilakukakn disebabkan ruangan tempat pleno kegiatan tidak memungkinkan untuk mengadakan game. Kegiatan dilanjutkan di masing-masing kelompok. Kami PP dibagi menjadi 5 kelompok dengan masing-masing PP mendamping 5/6 CGP. Kali ini saya mendamping 5 CGP yang terdiri dari I Komang Susilawati dari SDN 6 Karangasem, Dewa Gede Pranata dari SMPN 2 Amlapura, Erno dari SMPN 3 Amlapura, Ni Nengah Sukarini dari SMPN 5 Amlapura dan I Nyoman Pasek yang bertugas di SMAN 2 Amlapura. Aktivitas di dalam kelompok kami mulai dengan perkenalan diri kami sebagai Pengajar Praktik lalu diikuti perkenalan dari masing-masing CGP dan Kepala Sekolah. Dilanjutkan dengan aktivitas inti yang dibagi menjadi 4 sesi yang dimulai dengan sesi Harapan dan Kekhawatiran. Kami membagi bapak/ibu peserta di dalam kelas tersebut menjadi 2 kelompok yaitu kelompok Kepala Sekolah dan kelompok CGP. Peserta diberikan waktu selama 10 menit untuk berdiskusi menceritakan harapan dan kekhawatiran mereka selama kegiatan Pendidikan Program Guru Penggerak. Kemudian kami memberikan kesempatan kepada peserta untuk menuliskan harapan dan kekhawatiran tersebut dalam bentuk peta pikiran dan menyampaikan apa yang mereka diskusikan dan dibuat di peta pikiran di depan kelas saat sesi presentasi. Para peserta baik Kepala Sekolah maupun CGP antusias untuk memaparkan hasil diskusi mereka meskipun masih ada beberapa CGP yang masih terlihat malu-malu untuk berpendapat.
Kegiatan dilanjutkan dengan sesi berikutnya. Tapi sebelum sesi dimulai, kami ajak peserta untuk melakukan energizer terlebih dahulu untuk mengurangi ketegangan yang mereka rasakan. Setelah dirasa cukup kami lanjutkan dengan sesi Perjalanan Guru Penggerak. Pada sesi ini kami tidak bisa melakukan seperti yang ada di skenario Lokakarya, hal ini disebabkan karena kurangnya fasilitas yang disiapkan panitia baik itu panitia dari P4TK maupun dari disdikpora. Poster yang sedianya harus ditempelkan kami siasati dengan mengirimkan file-file poster melalui grup WA yang baru saja kami bentuk saat di kelas sehingga semua CGP dan Kepala Sekolah bisa melihat poster perjalanan 9 bulan mereka mengikuti kegiatan Pendidikan Guru Penggerak.
Setelah kegiatan tersebut selesai, para CGP dan Kepala Sekolah kami kumpulkan lagi dalam 1 kelompok. Para CGP duduk berdampingan bersama Kepala Sekolah mereka masing-masing. Kami meminta CGP dan Kepala Sekolah untuk membuat rencana belajar selama 2 bulan ke depan. Menulis 5 hal yang perlu dilakukan sebelum Pendidikan Guru Penggerak dimulai serta mengidentifikasi orang-orang yang dapat membantu selama mengikuti Pendidikan Guru Penggerak. Setelah 20 menit kami meminta peserta untuk menceritakan hasil diskusi para CGP dengan Kepala Sekolah mereka masing-masing.
Aktivitas berikutnya adalah membuat komitmen bersama. CGP dan Kepala Sekolah menuliskan komitmen mereka dalam mewujudkn transformasi di sekolah melalui kegiatan Guru Penggerak. Komitmen yang mereka tuliskan ditempelkan di kertas plano yang sudah kami siapkan di depan kelas. Sebelum ditempelkan komitmen mereka bacakan agar bisa didengar juga oleh peserta yang lain. Semoga komitmen tersebut tetap bisa dijaga dan diterapkan sehingga bisa membawa sekolah pada transformasi pedidikan
Kegiatan ditutup dengan refleksi yang dilaksanakan selama 25 menit. Refleksi adalah komponen yang penting dalam setiap aktivitas Guru Penggerak. Kami meminta Kepala Sekolah dan CGP untuk menyampaikan refleksi saat lokakarya perdana ini. Kami menanyakan kembali apa yang dipelajari peserta selama kegiatan lokakarya perdana ini dan manfaat kegiatan ini untuk peserta serta tugas peserta sebagai pendidik di sekolah.
Dari seluruh rangkaian kegiatan Lokakarya perdana ini, produk yang dihasikan adalah Kesepakatan Kelas, Peta Pikiran yang berisi harapan dan kekhawatiran yang terjadi selama kegiatan Pendidikan Guru Penggerak. Strategi atau solusi dari CGP dan Kepala Sekolah terkait dengan Perjalanan Calon Guru Penggerak selama 9 bulan, pembuatan Komitmen Bersama yang dituliskan dan ditempelkan pada kertas plano, dan hasil refleksi dari CGP serta Kepala Sekolah mereka masing-masing.
Kegiatan terakhir yang tidak kalah pentingnya adalah sesi foto bersama. Mendokumentasikan kegiatan lokakarya sehingga kenangan kegiatan ini bisa kami buka kembali. Tidak terasa waktu yang kami lalui selama 5,5 jam berlalu juga. Ini adalah Lokakarya pertama kami, semua berjalan lancar dan aman meski jauh dari kata sempurna. Masih banyak yang perlu kami perbaiki dari persiapan diri, tempat dan segala hal berkaitan dengan kegiatan Lokakarya. Semoga kegiatan di Lokakarya 1 lebih baik lagi.
Literasi dan Numerasi
Hallo sahabat, kali ini saya mau berbagi tenatng kegiatan bimntek yang saya ikuti di guru belajar dan berbagi seri literasi dan numerasi
-
Perjalananku Menuju PembaTIK Level 4 Apa itu PembaTIK? PembaTIK singkatan dari Pembelajaran berbasis TIK, merupakan program Peningkatan Ko...
-
Melangkahkan kaki pertama kali di sekolah ini SMPN 2 Selat untuk berbagi pemanfaatan fitur Rumah Belajar bersama teman-teman sefrekuensi yan...
-
Hai Sahabat Intips, kali ini mimin mau berbagi tips cara menyimpan daun bawang agar tetap segar dan awet di dalam kulkas. Pernah gak saha...